Selasa, 24 Januari 2012

Kelayakan Fortifikasi Vitamin A pada Minyak Goreng

Kelayakan Fortifikasi Vitamin A pada Minyak Goreng



Kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin A, zat besi dan iodium masih menjadi masalah di Indonesia. Pemberian kapsul vitamin A dan zat besi di Posyandu bagi balita dilakukan untuk mengatasi masalah itu. Cara lain yang ekonomis, praktis, dan efektif yang dapat dilakukan adalah dengan fortifikasi.

Alternatif dilakukannya fortifikasi dikarenakan masalah defisiensi zat gizi mikro yang masih banyak di Indonesia. “kebutuhan akan energi dan protein saja baru terpenuhi 70-80%, apalagi pemenuhan zat gizi mikro seperti zat besi, iodium, vitamin A, asam folat, dan vitamin B misalnya yang baru terpenuhi 10-16%”, jelas Dr.Dahrul Syah Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Sedangkan menurut Dr. Drajat Martianto dari Departemen Gizi Masyarakat IPB yang juga hadir dalam diskusi, masyarakat Indonesia pada umumnya masih kekurangan vitamin A, terutama diderita oleh banyak Balita. Vitamin A banyak terdapat pada makanan-makanan yang harganya mahal seperti pada daging, susu, dan seafood yang kurang dapat dijangkau oleh masyarakat kebanyakan.

Meskipun vitamin A ada pada buah dan sayuran, tetapi jumlah yang dikonsumsinya harus banyak. Beberapa solusi yang dapat yang dapat dilakukan untuk penanggulangan kekurangan vitamin A adalah diversifikasi pangan, suplementasi vitamin A dosis tinggi dan fortifikasi pangan. Pemberian suplemen atau kapsul vitamin A masih tergolong mahal bagi masyarakat, salah satu solusi yang dapat digunakan adalah fortifikasi vitamin A. permasalahannya adalah mencari ‘vehicle’ atau kendaraan yang tepat untuk difortifikasi. Kandidat bahan pangan yang dapat digunakan untuk fortifikasi saat ini adalah minyak goreng. Beberapa alasan yang diutarakan  oleh Drajat yang membuat minyak goreng potensial sebagai kendaraan fortifikasi vitamin A adalah karena minyak goreng merupakan komoditas kedua setelah beras yang dikonsumsi oleh lebih dari 90% penduduk, konsumsi minyak goreng per kapita yang mencapai lebih ndari 23 gram (lebih dari 10 gram jumlah minimum utnuk fortifikasi), rumah tangga rata-rata menggunakan 1-3 kali minyak goreng utnuk penggorengan stabilitas vitamin A selama penyimpanan dan penggorengan juga telah teruji (retensi selama penggorengan tinggi), dan dibuktikan dengan berbagai penelitian bahwa konsumsi minyak goreng berfortifikasi vitamin A terbukti mampu meningkatkan status vitamin A anak usia sekolah.

Dalam kesempatan ini juga Dr. Nuri Andarwulan dari Seafast IPB, mencoba melihat peluang red palm (minyak sawit merah) untuk penanggulangan kekurangan vitamin A. Red Palm Oil (RPO) mengandung 400-800 ppm karoten, yang artinya potensi vitamin A-nya 3 kali lebih tinggi dari butter. Kendalanya adalah bau dan rasa dari RPO yang kurang menarik, tetapi lain jika RPO (sebanyak 6-12%) dicampur dengan minyak goreng. Hasilnya campuran tersebut tidak memberikan warna merah pada minyak dan rasanya dapat diterima. Proses produksi RPO akan menghasilkan RPO induk yang nantinya akan dicampurkan dengan cooking oil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar